Tuesday, May 31, 2011

SIAPAKAH PENEMU TELESKOP?

Salah satu nama yang dikaitkan dengan penemuan teleskop adalah Hans Lippershay (1570-1619) dari Belanda. Dialah yang pertama kali membuat peralatan ini dan mematenkannya pada oktober 1608. Lippershay mendapat ide ketika kedua anaknya bermain-main di bengkel dan menemukan bahwa dengan dua lensa pada garis lurus, mereka bisa melihat lebih dekat kitiran angin di atas gereja. Oleh Lippershay, kedua lensa itu kemudian disatukan dalam tabung.
Sebenarnya kaca gelas sebagai dasar lensa sudah ditemukan sejak sekitar tahun 3500 SM. Sifat-sifat pembesaran kaca cembung juga sudah dikenal sejak 2000 SM. Abad ke-5 SM, seorang filsuf dari Yunani, Aristophanes menggunakan bola kaca berisi air untuk melihat huruf-huruf kecil pada bukunya.
Pada pertengahan abad ke-13, ilmuan Inggris yang bernama Roger Bacon (1214-1292) menemukan bahwa potongan bola kaca atau Kristal akan membuat benda-benda kecil menjadi tampak lebih besar dan jelas. Namun atas temuannya itu, Bacon justru diganjar dengan hadiah penjara selama 10 tahun, karena dia dianggap sebagai tukang sihir yang berbahaya.
Pengguna teleskop dalam dunia astronomi mulai diperkenalkan oleh ilmuan besar Italia,  Galileo Galilei pada 1609. Galileo menciptakan alat berdasarkan temuan Lippershay. Teleskop pertamanya memiliki pembesaran 8 kali. Dia terus mengasah lensanya hingga akhirnya bisa diperoleh pembesaran 32 kali. Dengan teleskopnya dia mengamati fasa-fasa venus, empat bulan Jupiter, cincin saturnus, dan bintik-bintik matahari. Bahkan Galileo malakukan pengukuran terhadap bayangan bulan yang membawanya pada kesimpulan bahwa gunung-gunung di permukaan bulan jauh lebih tinggi dari pada yang ada di bumi.
Tahun 1704, Sir Issac Newton mengumumkan konsep baru dalam desain teleskop. Newton menyatakan, lensa dapat memecah cahaya putih menjadi spektrum cahaya yang membentuknya hingga menyebabkan apa yang disebut lenturan kromatik. Newton menghindari masalah tadi dalam teleskop rancangannya dengan memakai cermin lengkung yang digunakan untuk mengumpulkan sinar dan memancarkannya kembali ke titik fokusnya. Cermin pemantul ini bertindak sebagai keranjang pengumpul cahaya. Semakin besar keranjang, semakin besar juga cahaya yang dikumpulkan. Teleskop Newton ini disebut teleskop refleksi.
Perkembangan teleskop selanjutkan adalah memaksimalkan penggunaan cermin reflektor. Jika Nweton menggunakan cermin dengan diameter sekitar 15cm, maka Special Astrophysical Observatory di Zelenchukskaya, Rusia, menggunakan cermin yang berdiameter 6 meter. Dengan ukuran sebesar itu, teleskop ini cukup kuat untuk menangkap cahaya lilin dari jarak hingga 24.000 km namun demikian, penggunaan cermin berukuran besar ini bukannya tidak mengundang masalah. Cermin berdiameter di atas 4 meter rentan terhadap distorsi. Untuk mengatasinya, pada akhir abad ke-20, diciptakan teknologi cermin ganda. Salah satu contohnya seperti digunakan pada teleskop reflektor terbesar di dunia saat ini, yaitu di Observatorium Mauna Kea, Hawaii.
Teleskop refraktor di Observatorium Bosscha menjadi teleskop refrektor terbesar di dunia yang masih di operasikan saat ini. Selain itu, teleskop tersebut juga memegang rekor sebagai teleskop refraktor ganda terbesar di dunia yang ada di dunia.

No comments:

Post a Comment